

Sebelum menjalani prosedur deteksi dini kanker serviks, penting bagi pasien mengetahui perbedaan pap test dan vaksin HPV (Human Papillomavirus). Vaksin HPV bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap HPV. Virus HPV sendiri diketahui merupakan penyebab utama dari kanker serviks (leher rahim), selain itu juga menyebabkan kanker pada organ lainnya seperti kanker vagina, kanker vulva, kutil kelamin dan anus. Vaksinasi HPV dapat memberikan proteksi terhadap 70 persen virus penyebab kanker serviks, karena proteksinya tidak 100 persen maka tetap diperlukan metode skrining untuk pencegahan kanker tersebut. Vaksin HPV lebih baik diberikan sedini mungkin (sejak usia 9 tahun)
Pap test adalah tes deteksi dini kanker serviks dengan pengambilan sampel apusan/ swab dan melihat keadaan dan menilai adanya perubahan sel pada serviks (leher rahim). Pemeriksaan tersebut harus dilakukan secara rutin agar dokter dapat dengan mudah mendeteksi jika ada perubahan sel yang mungkin dapat berkembang menjadi kanker serviks (lesi pra kanker serviks) di masa mendatang sehingga pap test merupakan langkah awal deteksi dini dalam menghentikan kemungkinan sel-sel pada serviks berkembang menjadi kanker serviks. Pemeriksaan ini direkomendasikan untuk dilakukan 3 tahun sejak hubungan seksual pertama, dilakukan maksimal 2-3 tahun sekali.
Vaksin HPV tepat waktu dan pemeriksaan pap test secara rutin sangat penting dilakukan sebagai bentuk pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Kanker serviks dapat dicegah maupun diobati apabila ditemukan sedini mungkin. Apabila terdapat tanda atau gejala tidak biasa yang dirasakan, seperti keputihan yang berlebih, perdarahan paska hubungan intim atau gangguan haid segera lakukan pemeriksaan dengan dokter spesialis ginekologi RS Onkologi Surabaya. Jangan ragu untuk melakukan konsultasi agar segera mendapatkan perawat yang tepat.