KAMI HADIR UNTUK MEMBERIKAN SOLUSI YANG TEPAT

lihat Jadwal Buat Janji Whatsapp

Chat

Serviks

Pertanyaan tentang Serviks

Apa itu kanker serviks?

Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada wanita di Indonesia dengan angka kejadian sebesar 20928 kasus atau sekitar 13% dari seluruh kanker, angka kematiannya sebesar 9498 kasus atau sekitar 10,3% dari seluruh kasus kanker serviks, angka harapan hidup dalam 5 tahun sebesar 59107 (Globocan, 2012).

Serviks atau mulut rahim adalah penghubung antara vagina dan rahim yang menonjol ke arah vagina. Serviks terdiri atas dua bagian, yaitu ektoserviks (bagian luar) dan endoserviks (bagian dalam). Ektoserviks terdiri atas sel squamous dan endoserviks terdiri atas sel glandular, diantara keduanya terdapat zona transisi (trantitional zone) yang merupakan lokasi tersering terjadinya kanker serviks. Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol di daerah mulut rahim akan membentuk suatu benjolan (tumor) yang ganas. Sel-sel tersebut tidak langsung berubah menjadi sel kanker, namun sel-sel tersebut akan berubah secara bertahap dari sel prakanker (low grade dan high grade) menjadi sel kanker. Sel-sel prakanker atau yang disebut lesi prakanker merupakan awal dari kanker serviks yang tidak menimbulkan keluhan, apabila dibiarkan akan berkembang menjadi kanker serviks yang dapat menginvasi jaringan sekitar atau bahkan menyebar ke organ/jaringan lain (metastase). Perubahan lesi prakanker menjadi kanker membutuhkan waktu beberapa tahun. Pada tahap dimana sudah menjadi kanker serviks, maka akan mulai timbul keluhan, seperti perdarahan diluar siklus menstruasi, nyeri di daerah pinggang atau perut bagian bawah, dan atau keputihan berulang.

Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker serviks?

Faktor risiko merupakan faktor-faktor yang dapat memicu timbulknya kanker. Setiap kanker memiliki faktor risko yang berbeda. Pada kanker serviks faktor risiko dibagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor resiko yang dapat diubah (preventable) dan faktor resiko yang tidak dapat diubah (unpreventable).

Faktor risiko yang dapat dirubah (preventable):

  1. Infeksi Human Papilloma Virus

Faktor yang paling penting dalam menyebabkan kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV). HPV merupakan virus yang terdiri dari 150 jenis, terbagi atas risiko tinggi dan risiko rendah.

HPV dapat meular dengan cara skin-to-skin contact (bersentuhan), sebagai contohnya yaitu hubungan seksual, termasuk hubungan seksual melalui vagina, anal (anus), dan oral (mulut). Oleh karena itu, HPV dapat menginfeksi sel pada permukaan kulit, permukaan genital (kelamin), anus, mulut, dan tenggorokan, serta tidak menginfeksi organ dalam tubuh seperti jantung dan paru.

HPV risiko tinggi seringkali menyebabkan kanker serviks, 70% diantaranya disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Sedangkan HPV risiko rendah jarang menyebabkan kanker serviks, melainkan kutil di alat kelamin dan anus.

  1. Infeksi Chlamydia

Chlamydia merupakan infeksi bakteri dapat menginfeksi sistem reproduksi. Infeksi ini dapat menular melalui kontak seksual. Wanita dengan infeksi Chlamydia tidak akan menunjukkan gejala klinis. Pada kenyataanya mereka tidak akan mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi hingga mereka melakukan pemeriksaan.

  1. Terlalu banyak melahirkan

Wanita yang melahirkan ≥ 3 kali memiliki faktor resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker serviks. Perubahan hormonal selama kehamilan membuat wanita rentan terkena infeksi HPV karena terjadi penurunan system imunitas tubuh.

  1. Berusia di bawah 17 tahun saat kehamilan pertama

Wanita yang hamil saat berusia kurang dari 17 tahun memiliki resiko 2 kali lipat untuk terkena kanker serviks.

  1. Lifestyles (Gaya Hidup)
    • Merokok

Zat-zat yang terkandung dalam rokok dapat diserap oleh paru-paru dan akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah. Wanita yang merokok akan beresiko dua kali lipat dibadingkan dengan wanita yang tidak merokok. Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa zat-zat tersebut dapat membanayakan DNA sel serviks sehingga berpotensi menyebabkan kaner serviks. Selain itu, merokok juga dapat menurunkan sistem imunitas tubuh yang berfungsi dalam melawan infeksi, termasuk infeksi HPV.

  • Kurang buah dan sayur
  • Obesitas/kelebihan berat badan
  • Pemilihan alat kontrasepsi

Untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat disarankan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari setiap alat kontrasepsi.

      • Pil kontrasepsi

Konsumsi pil kontrasepsi jangka panjang dapat menimbulkan potensi untuk terkana kanker serviks. Resiko tersebut akan menurun saat konsumsi pil kontrasepsi dihentikan.

      • Intra Uterine Device (IUD)

Penelitian terakhir menyebutkan bahwa wanita yang pernah menggunakan IUD memiliki resiko yang lebih rendah untuk terkena kanker serviks. Pemakaian IUD juga menurunkan resiko kanker endometrium (kanker rahim).

  • Penggunaan DES (Diethylstilbestrol)

DES merupakan obat hormonal yang diberikan kepada wanita untuk mencegah keguguran. Wanita dengan ibu yang mengkonsumsi DES (saat masa kehamilan) berpotensi menderita kanker serviks dengan tipe sel adenokarsinoma. Jenis kanker tipe ini sangat jarang pada wanita yang tidak terkena paparan DES.

Faktor risiko yang tidak dapat dirubah (unpreventable):

  1. Riwayat keluarga pengidap Kanker Serviks
    Wanita dengan riwayat keluarga terkena kanker serviks memiliki risiko 2 – 3 kali lebih tinggi daripada wanita tanpa keturunan penyakit kanker.
  2. Immunosupresi
    Penenkanan/penurunan system imunitas tubuh dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti penyakit kronis (Diabetes Mellitus dan Hipertensi), penyakit autoimun (SLE) AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dan kehamilan dapat meningkatkan risiko kanker serviks.

Apakah kanker serviks dapat disembuhkan?

Keberhasilan pengobatan Kanker Serviks dapat meningkat asalakan DATANG PADA WAKTU YANG TEPAT KE TEMPAT YANG TEPAT. Berikut adalah data 5-tahun angka harapan hidup (5-year survival rate) pada penderita kanker serviks.

American Cancer Society, 2016

Early Detection Saves Lives

Pengobatan Kanker Serviks

PEMBEDAHAN KEMOTERAPI