KAMI HADIR UNTUK MEMBERIKAN SOLUSI YANG TEPAT

lihat Jadwal Buat Janji Whatsapp

Chat
Oleh Administrator
00166052160015 Ags 2022
Informasi Kesehatan

Kondisi hipertiroidisme dapat memicu berbagai gangguan kesehatan tubuh. Hipertiroidisme merupakan kondisi tingginya kadar hormon tiroid dalam darah. Hal tersebut dikarenakan kelenjar tiroid yang sangat aktif dan memproduksi hormon tiroid yang berlebihan sehingga menyebabkan kadar hormon tiroid menjadi terlalu banyak di dalam sirkulasi darah. Berbagai kondisi dapat memicu timbulnya hipertiroidisme, seperti penyakit Graves hingga gangguan autoimun. Sistem kekebalan tubuh dapat menyerang kelenjar tiroid dengan antibodi yang mengakibatkan adanya pelepasan hormon yang berlebih.

 

Tanda dan Gejala Hipertiroidisme

Kadar tiroid yang terlalu tinggi dapat menyebabkan berbagai gejala, meskipun tidak semua gejala dapat dirasakan. Gejala hipertiroidisme dapat berkembang secara bertahap atau tiba-tiba. Beberapa orang dapat mengalami gejala ringan. Namun, sebagian orang lainnya dapat mengalami gejala yang cukup berat dan secara signifikan juga dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari.

 

Gejala awal dari hipertiroidisme adalah tubuh akan merasakan gugup dan gelisah, hiperaktif, perubahan suasana hati, sulit tidur, mudah lelah, kepekaan terhadap panas, kelemahan otot, diare, intensitas buang air kecil yang lebih sering, terasa haus, sensasi gatal pada permukaan kulit dan rasa gairah yang menurun. Selain itu, hipertiroidisme juga dapat menyebabkan tanda fisik, seperti adanya pembengkakan di leher  yang disebabkan oleh pembesaran kelenjar tiroid (gondok), detak jantung tidak teratur atau sangat cepat, gemetar, kulit terasa hangat dan keringat yang berlebih, bercak merah pada telapak tangan, kuku hampir lepas, ruam gatal yang menonjol (urtikaria), rambut rontok, penurunan berat badan (meskipun nafsu makan meningkat) hingga permasalahan pada mata (kemerahan, kekeringan atau masalah pengelihatan).

 

Diagnosis pada Hipertiroidisme

Diagnosis hipertiroidisme akan didasarkan pada gejala yang dialami maupun hasil  tes darah (kadar hormon tiroid) untuk menilai seberapa baik kelenjar tiroid bekerja. Dokter dapat melakukan penegakan diagnosis melalui pemeriksaan fisik leher untuk memeriksa kondisi kelenjar tiroid, serta tes darah untuk mengetahui kadar tiroksin dan hormone TSH dalam darah.

 

Kadar tiroksin yang tinggi dan jumlah TSH yang rendah atau tidak ada menunjukkan kelenjar tiroid terlalu aktif. Jumlah TSH penting karena TSH merupakan hormon yang memberi sinyal pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan lebih banyak tiroksin. Jika tes darah menunjukkan hipertiroidisme, dokter dapat merekomendasikan beberapa tes untuk membantu menentukan mengapa tiroid terlalu aktif diantaranya yaitu tes serapan radioiodine, pemindaian tiroid (Scan tiroid), maupun USG tiroid.

 

Tes penyerapan radioiodine berguna untuk melihat seberapa banyak yodium yang diserap kelenjar tiroid. Penyerapan radioiodine yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak tiroksin akibat penyakit Graves atau nodul tiroid yang hiperfungsi. Kondisi hipertiroidisme yang disertai penyerapan radioiodine rendah menunjukkan bahwa tiroksin yang disimpan dalam kelenjar bocor ke dalam aliran darah yang disebabkan karena adanya tiroiditis.

 

Selain pemeriksaan yang sudah disebutkan di atas, dapat dilakukan pemeriksaan lain, yaitu pemindaian dan USH tiroid. Pemindaian tiroid berguna untuk menunjukkan bagaimana yodium terkumpul dalam tiroid, sementara USG tiroid untuk mendeteksi nodul tiroid. USG tiroid dilakukan dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar tiroid sehingga merupakan cara paling aman dibandingkan tes lain karena tidak menimbulkan paparan radiasi apa pun.

 

Penanganan pada Hipertiroidisme

Penanganan hipertiroidisme bergantung pada usia, kondisi fisik, penyebab yang mendasari timbulnya gangguan hipertiroid, maupun seberapa berat tingkat hipertiroid yang dialami oleh pasien. Penanganan yang akan dilakukan oleh dokter yaitu pemberian obat anti-tiroid dan obat untuk mengurangi gejala hipertiroid, pemberian terapi iodine radioaktif guna menekan aktivitas tiroid, serta dapat dilakukan operasi pengangkatan kelenjar tiroid (tiroidektomi). Pasien dengan kondisi khusus, operasi pengangkatan kelenjar tiroid dapat dilakukan pada pasien di masa kehamilan, pasien yang memiliki alergi obat anti-tiroid dana tau pasien yang tidak dapat menjalani terapi yodium radioaktif.

Komentar