Tiroiditis Hashimoto merupakan penyakit autoimun yang melibatkan peradangan kronis pada tiroid. Pembentukan antibodi antitiroid menyerang jaringan tiroid, menyebabkan fibrosis progresif. Seiring waktu, kemampuan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid terganggu dan menyebabkan penurunan fungsi secara bertahap dan akhirnya menjadi Hipotiroid. Beberapa faktor lingkungan dapat memicu penyakit autoimun seperti infeksi bakteri dan virus, merokok, genetic diturunkan oleh ibu-janin, dan paparan senyawa kimia.

Pada tiroiditis Hashimoto biasanya berkembang sangat lambat selama bertahun-tahun, orang dengan tiroiditis Hashimoto mungkin tidak memiliki gejala apa pun sejak dini. Ketika tiroiditis Hashimoto menyebabkan kerusakan sel yang menyebabkan kadar hormon tiroid rendah, pasien pada akhirnya akan mengalami gejala hipotiroidisme seperti  kelelahan, penambahan berat badan, sembelit, peningkatan kepekaan terhadap dingin, kulit kering, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, kuku rapuh, nyeri otot, dan menstruasi yang tidak teratur atau berat. Dalam beberapa kasus, peradangan menyebabkan kelenjar tiroid membesar (gondok), yang jarang menyebabkan rasa tidak nyaman pada leher atau kesulitan menelan.

Diagnosis Tiroiditis Hashimoto didasarkan pada gejala klinis,  Pemeriksaan lab yaitu adanya peningkatan Thyroid stimulating hormone(TSH) dan penurunan kadar tiroksin bebas (fT4) dan  peningkatan Antithyroid peroxidase (TPO). TPO adalah enzim yang berperan dalam produksi hormon tiroid. Serta  Gambaran ultrasonografi kelenjar tiroid dapat membantu diagnosis banding, Pada Troiditis Hashimoto Gambaran ultrasonografi meliputi penurunan echogenisitas, heterogenitas, hipervaskularitas, dan adanya kista kecil.

Pengobatan pada Tiroiditis Hashimoto dengan levothyroxine sodium yang dititrasi diberikan secara oral. sangat efektif dalam mengembalikan hormon tiroid menjadi normal, dan perbaikan gejala hipotiroidisme. Sebagian besar pasien dengan tiroiditis Hashimoto memerlukan pengobatan seumur hidup dengan levothyroxine. Dosis dan penggunaan obat harus dikonsultasikan dan dipantau oleh dokter.

Apabila terdapat gejala maupun tanda yang tidak biasa pada daerah kepala dan leher, segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan dengan dokter spesialis bedah onkologi khusus kepala dan leher untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat.