Salah satu modalitas pengobatan kanker yang saat ini berkembang pesat. adalah pemberian kemoterapi. Kita mendengar, kemoterapi memberi efek samping yang berat. Benar, umumnya obat-obatan chemoterapi mempunyai side efek lebih berat dari pada obat-obat lain. Setiap keputusan medik, termasuk pemberian kemo terapi telah benar-benar dihitung keuntungan dan kerugiannya. Kemoterapi telah terbukti dapat menurunkan angka kekambuhan dengan bermakna. Dan, saat ini efek samping kemoterapi telah dapat dikontrol dengan baik.
Kita bersukur, terobosan besar dibidang pengetahuan dan tata-cara pemberian kemoterapi, membuat semua berbeda. Dengan lebih mengenal perangai cell kanker, pengobatan menjadi lebih terarah. Saat ini kemoterapi telah memberi hasil yang lebih baik dan dengan efek samping jauh lebih lebih terkontrol. Syaratnya, pemberian kemoterapi harus diberikan dengan tata-cara yang benar dan penuh kewaspadaan. Manageable side effect, artinya, ditangan tim ahli yang bekerja penuh dedikasi, efek samping kemoterapi dapat diatasi. Yang terpenting disini, hubungan yang optimal antara dokter, pasien dan perawat selama dan sesudah pemberian kemoterapi.
Mengapa kemoterapi mempunyai efek lebih berat dari obat-obat lain?
Titik kerja kemoterapi adalah pada saat terjadinya pembelahan sel (kecuali Targeted Therapy). Sel kanker membelah lebih cepat, sehingga sel kanker terkena efek lebih besar. Tetapi sel normal yang melakukan pembelahan-pun ikut terkena. Efek samping kemoterapi tidak selalu sama, sangat individual.
Sel-sel normal mana saja yang sering mengalami efek samping? Sel normal yang siklus pembelahannya lebih cepat akan terkena efek lebih besar. Misalnya:
- Sumsum tulang. Kemoterapi akan menurunkan bahkan menghentikan sementara produksi sel-sel darah. Ini dapat dilihat dari gambaran pemeriksaan darah rutin.
- Akar rambut. Sell rambut mempunyai pertumbuhan sel yang lebih cepat. Sehingga efek yang diterima akan lebih besar dari sel lain. Rambut rontok (alopecia) merupakan efek samping yang sering terjadi pada pemberian keoterapi.
- Mukosa pencernaan, lapisan terdalam dari usus sampai mulut. Efek samping ang sering diterima, nyeri perut, diarhoe dan sariawan.
MUAL DAN MUNTAH
Mual dan muntah terjadi karena terangsangnya chemoreceptor triger zone (CTZ) diotak. Chemotherapy diterima oleh otak sebagai bahan yang mempunyai potensi toxin dalam darah. Terjadilah efek biologi, reaksi proteksi spontan diotak yang menimbulkan rangsangan mual dan muntah. Hal ini sama seperti orang keracunan makanan, secara spontan lambung berusaha mengeluarkan isinya. Apakah semua obat akan memberi rasa mual dan muntah? Tergantung obat yang diberikan dan disini keadaan psikis pasien sangat berpengaruh. Mual dan muntah umumnya berlangsung 3-4 jam setelah pemberian kemo dan berlangsung sampai 1-2 hari.
Terobosan besar dalam bidang anti muntah modern (antiemetic), membuat pemberian kemoterapi berubah. Efek mual dan muntah dapat dikontrol dengan baik. Ditemukan beberapa obat yang efektif memblok CTZ. Obat antiemetic lama Compazine memblok dopamine reseptor. Sampai saat ini masih dapat dipakai untuk mual dan muntah tingkat sedang.. Obat tersedia dalam bentuk tablet atau suppositoria.
Obat-obat baru golongan 5HT3 antagonis, sangat efektif mengatasi mual & muntah pada pemberian kemoterapi. Umumnya diberikan per infus. Cara kerjanya, memblok serotonin reseptor di CTZ. Obat-obat jenis ini tersedia dengan nama Zofran, Kytril, Anzimer dan Aloxi. Efek samping dari obat ini, kadang kadang timbul sakit kepala dan sulit buang air besar.
Jenis antiemetik terbaru, Emend. Bekerjanya, receptor yang disebut NK1 diberikan dalam bentuk tablet. Indikasinya, diberikan bila mual dan muntah hebat dan lama.
Maksuf tulisan ini adalah untuk membantu ibu memahami cara kerja dan efek samping pemberian kemoterapi. Dengan sepenuhnya paham akan tahapan-tahapan dihadapi, perasaan ibu akan lebih tenang. Karena, tanpa mengetahui apa yang akan dihadapi, ibu akan merasa cemas tak menentu. Seakan Ibu menghadapi hari-hari berat tanpa ahir. Tidak demikian bu, semua akan terlewati dengan baik. Ibu-ibu tidak sendiri, kami selalu ada disamping ibu.